Bimbeltikitaka.com – Tingkah laku anak – anak kita memang sangat menggemaskan , dan tak jarang apa yang mereka lakukan kerap membuat emosi kita naik ingin memarahi kesalahan yang mereka perbuat. Saya yakin si kecil pernah menumpahkan air diatas karpet , atau memecahkan gelas ketika bermain. Betul ya Bund ?
Sebetulnya situasi seperti ini memang sangatlah wajar, namanya juga anak – anak masih dalam proses belajar. Namun akan menjadi tidak wajar jika kesalahan – kesalahan yang diperbuat oleh anak kita dibiarkan begitu saja karena akan berdampak buruk untuk sikapnya di masa depan.
Untuk itu orang tua wajib memberikan konsekuensi atas kesalahan – kesalahan yang dibuatnya agar anak kita dapat mengambil pelajaran dan nilai – nilai kebaikan yang Bunda tanamakan didalamnya.
Dalam memberikan konsekuensi juga ada cara nya yang harus diperhatikan. Jika tidak tepat, bukan pelajaran tentang disiplin yang akan anak rasakan, tetapi perasaan dendam dan amarah terhadap orangtuanya. Hal ini seperti Bunda berkata I Love You tetapi diucapkan dengan cara membentak, teriak, dan muka yang marah. Apakah anak kita menangkap rasa cinta yang ibu sampaikan ?
Untuk itu yuk Bund kita pahami bagaimana langkah yang tepat dalam memberikan konsekuensi pada anak. Hal ini bisa juga Bunda terapkan untuk anak Remaja dan Dewasa. Yang kami berikan adalah prinsip. Prinsip yang sehat dan tetap menjaga harga diri anak, serta tidak akan meninggalkan luka di batin anak.
Ketika anak menumpahkan air ke karpet , beri konsekuensi yang tepat yaitu minta mereka untuk cepat membersihkanya sampai bersih, dan minta mereka untuk mengerjakan sekarang juga tidak ditunda – tunda. Kenapa harus segera dikerjakan ? karena jika diberi kelonggaran waktu anak bisa menghindar dan akan sibuk dengan melakukan kegiatan yang lain.
Yang harus Bunda hindari adalah memberikan konsekuensi yang tidak ada hubunganya dengan kesalahan yang diperbuat, seperti dilarang menonton TV selama 2 hari atau tidak diberi uang jajan selama 2 hari, dsb. Konsekuensi yang diberikan haruslah sesuai dengan kesalahan yang diperbuat anak.
Jaga emosi dan tidak marah secara berlebihan ya Bund. Berikan konsekuensi yang sesuai pada kesalahanya agar anak dapat belajar untuk disiplin dan tanggung jawab.
Berikan Konsekuensi yang wajar dan sesuai usia anak. Jika anak masih kecil tentu akan sulit untuk membersihkan sendiri. Bunda bisa bantu dan berikan contoh untuk mengerjakanya.
Momen seperti ini tentu sangatlah baik untuk menjalin kedekatan dengan anak. Mungkin Bunda khawatir anak tidak jera, jika dibantu? Dengan membantu anak saat mengerjakan konsekuensi, hal ini dapat menumbuhkan kedekatan emosional dan pengertian anak terhadap orangtuanya. Ada waktu bersama, asalkan orangtua tidak mengomel terus saat mengerjakan bersama.
Tujuan memberikan konsekuensi adalah untuk pengalaman belajar anak , dari tidak paham menjadi paham. Memang sebelum konsekuensi diberikan sebaiknya sudah ada aturan yang menjelaskan mana perilaku yang baik dan tidak baik.
Jika informasi sudah diterima tetapi tetap dilanggar mana konsekuensi bisa dijalankan. Konsekuensi hanyalah sarana untuk mempertegas bahwa perilaku seseorang ada yang salah dan harus segera diperbaiki. Bukan sarana orangtua untuk melampiaskan kemarahan.
Bukan selalu mengungkit-ungkit kesalahan yang sudah lewat, tetapi pada saat kejadian, dan saat menjalankan konsekuensi beri pengertian bahwa hal ini salah. Berikan penjelasan yang benar bagaimana melakukan yang benar (membawa gelas saat jalan). Setelah selesai konsekuensi, sebaiknya tidak dibicarakan lagi.
Hindari membentak, memaki dan berkata kasar kepada anak, apalagi jika didepan orang lain. Hindari menceritakan kesalahan anak berulang-ulang kepada orang lain.
Kedua hal ini bisa merusak harga diri anak dan bisa fatal akibatnya.
Nilai – nilai kebaikan memang harus selalu ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Beberapa aturan untuk menciptkan sikap disiplin anak sebaiknya Bunda buat dirumah. Jika Bunda sudah memiliki aturan – aturan tertentu dirumah tentu akan sangat membantu dalam pemberian konsekuensi ini.
Sama halnya seperti ketika dijalan raya ada rambu – rambu lalu lintas. Ada lampu merah, dilarang parkir, dan lain- lain. Aturan ini sudah jelas adanya, jadi ketika terjadi pelanggaran polisi bisa menjalankan tugasnya untuk para pelanggar kedisiplinan lalu lintas ini. Walaupun ada protes , polisi tetap benar karena aturanya sudah jelas.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk membentuk karakter anak ya Bund. Terima kasih