Bimbeltikitaka.com

Untuk memulai dan menjalankan bisnis memang susah-susah gampang. Menjalankan bisnis tidaklah mudah khususnya bagi para wanita yang baru mau merintis.

Ada banyak sekali tantangan yang harus dilewati agar bisa bertahan hingga sukses. Diperlukan beberapa keahlian dan langkah yang tepat untuk bisa sukses.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa para wanita yang ingin berbisnis haruslah menanamkan mindset (pola pikir) bisnis dalam pikiran Anda. Para wanita yang memulai bisnis harus bisa mengatur keuangan mereka.

“Pertama bagi wanita pemula yang ingin berbisnis haruslah punya mindset bisnis dalam pikirannya. Mereka juga harus bisa mengelola keuangan, hemat, jangan besar pasak daripada tiang,” kata Susi kepada CNBC Indonesia.

Selanjutnya, fokus menjadi salah satu kunci sukses berbisnis untuk pemula sebab tentunya Anda Anda akan mencurahkan semua tenaga dan pikiran pada bisnis itu.

Selanjutnya, Susi menyarankan agar berinovasi dan ikuti keperluan customer dan pasar.

Rutinlah melakukan update (pengkinian) produk juga menjadi tips penting bagi pebisnis pemula. Ini untuk menghindari agar pelanggan Anda tidak beralih ke yang lain.

“Jangan sampai konsumen beralih menggunakan produk kompetitor untuk itu update terus produk kita agar bisnis bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ingat perhatikan kebutuhan pasar yang baru,” ucap Susi.

Belajar adalah proses hidup. Begitu kata pepatah lawas. Artinya, selama hidup, manusia akan senantiasa belajar hal baru.

Pepatah itu cocok dipakai mereka yang hendak terjun ke dunia bisnis secara otodidak. Maksudnya, berbisnis tanpa terlebih dulu menggeluti teori A-Z tentang usaha mikro, kecil, menengah, sampai besar.

Untuk punya bisnis sukses, tidak harus sekolah bisnis dulu. Pelajaran bisnis bisa didapat kapan pun dan di manapun.

Tidak semua orang mampu menjangkau sekolah bisnis. Nyiapin modal saja harus banting tulang, apalagi keluar duit lebih untuk belajar bisnis.

Sejarah pun membuktikan, punya bisnis sukses gak harus sekolah bisnis dulu. Seperti yang dicontohkan Susi Pudjiastuti, pengusaha perikanan dan maskapai yang kemudian sukses jadi menteri.

Ijazah SMA pun dia tak punya. Tapi tidak ada yang meragukan kesuksesannya. Bahkan mahasiswa Harvard yang beken itu manggut-manggut mendengarkan kuliah umum darinya.

Apa rahasia kesuksesan Susi? Mau senantiasa belajar di luar institusi pendidikan.

Sebelum sukses dengan bisnisnya di bidang perikanan, Susi jatuh-bangun melompat dari satu usaha ke usaha lain. Bayangkan, Bu Menteri Susi yang suaranya serak-serak sangar itu pernah jualan bed cover! Kebayang gimana kalau dia berteriak menawarkan dagangan itu.

Banyak hal yang bisa dipelajari di luar sana dan berguna untuk kemajuan bisnis. Jika mau bisnis sukses tanpa sekolah bisnis, pelajaran berikut ini bisa ditelaah:

1. Tidak ada kesuksesan instan

Bahkan mi instan pun tidak instan. Kita harus menyiapkan air, api, dan wadah. Kita pun harus menunggu sekian menit untuk bisa menikmati makanan itu.

Begitu juga dalam bisnis. Proses usaha penting untuk dinikmati, meski itu pahit. Selalu ada cara untuk mengatasi guncangan bisnis untuk merengkuh kesuksesan.

Seperti masak mi instan, ketika gak menemukan piring, bisa pakai mangkuk. Kalau gak ada mangkuk, makan saja dengan wadah panci. Toh, kenikmatannya tidak berkurang dan perut pun kenyang.

2. Ciptakan lingkungan yang mendukung

Di lingkungan, tentunya kita memilih teman yang mau membantu. Pas lagi butuh uang, dipinjami. Pas pengin curhat, siap jadi ember.

Lingkungan bisnis pun sama. Kita harus menyeleksi karyawan yang kira-kira bisa berkontribusi. Karyawan ini gak semata jadi bawahan, namun juga rekan kerja.

Jadi, mesti ada klik biar usaha berjalan lancar. Sepert pertemanan, jika terlalu banyak ketidakcocokan, pasti lebih banyak konflik yang mengganggu hubungan.

3. Hindari Ketergantungan

Pacar yang merupakan orang terdekat pun bisa bohong, apalagi mitra kerja dan bawahan. Jadi, sebisa mungkin hindari ketergantungan pada pihak tertentu dalam bisnis.

Kepercayaan yang terlalu berlebihan bisa disalahgunakan dan merugikan bagi diri kita sendiri. Sebaiknya, kita memberi kepercayaan namun juga mengawasi dengan ketat.

Dibohongi pacar bikin hati perih. Nah kalau dibohongi dalam bisnis, rekening tabungan yang bakal merintih.

4. Rendah hati itu perlu

Orang cenderung melihat penampilan luar doang untuk menilai seseorang. Saat berpakaian biasa, orang akan dianggap bukan kalangan elite. Padahal mungkin saja penampilan itu adalah cara dia untuk bersikap rendah hati.

Dalam bisnis pun begitu. Ketika bisnis tampak menuju kesuksesan, tetap rendah hati sangat berguna. Duit berlebih dari bisnis yang mulai lancar itu mestinya gak digunakan untuk pamer, “Ini lho hasil gue berbisnis, gue bisa beli barang mahal.”

Jika tiba-tiba bisnis goyang, gimana hayo. Apalagi beli-beli dengan cara kredit. Mau bayar tagihan pakai apa?

Sebaliknya, putar kembali keuntungan itu agar bisnis makin lebar. Tahan dulu nafsu beli mobil sebagai bukti kesuksesan. Jika sekarang mau beli Avanza, mungkin saja kelak bisa beli Fortuner dari bisnis yang kian melejit.

5. Semua hal ada konsekuensinya

Ketika sekolah atau kuliah, mencontek bisa bikin gak lulus. Kalau telat ngumpulin tugas, nilai bisa dikurangi.

Konsekuensi semacam itu ada juga dalam bisnis. Jika berlaku curang, bisnis terancam hilang. Misalnya jual bakso daging sapi, pakai boraks biar awet dan kenyal.

Duh, hari gini kok masih aja main curang bro! Gak berkah loh bisnisnya!
Saat ketahuan, kepercayaan pelanggan bakal luntur. Ujungnya, usaha ditutup pemerintah karena menyalahi aturan dan kita masuk penjara. Dyaarrr.

Makanya, pahami seluruh konsekuensi atas tindakan yang akan kita ambil. Kalau bisnis dijalankan tanpa rencana matang, jangan mewek kalau berujung kegagalan.

Mau sekolah bisnis atau tidak, kesuksesan bisa diraih semua pengusaha. Yang penting adalah ada niat dan tekad untuk selalu belajar dan mengambil pelajaran dari kegagalan yang pernah melanda.

Itulah sepenggal cerita dan kata-kata singkat yang bisa kita ambil pelajaran dari perjalanan ibu Susi Pudjiastuti. Semoga dengan membaca dan memahami masukan positif dari tokoh – tokoh sukses, dapat membawa kita untuk selalu optimis dan membawa menuju kesukesan. Amiin

Baca Artikel Yang Lain