Bimbeltikitaka.com – Bagaimana cara melatih kemandirian anak, dari belum baligh, menuju baligh hingga baligh nantinya. Kenapa pentingnya kita sebagai orangtua memahami ini ? Agar role model pengasuhan anak tidak salah arah atau salah kaprah dalam melangkah.
Role model dalam Islam sudah lengkap dan jelas. Hanya saja memang kebanyakan kita belum paham benar bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari selama menjalani peran kita sebagai orangtua.
Berikut ini 12 melatih kemandirian anak yang bisa kita latih sejak anak berusia 7thn :
1. Mandi sendiri termasuk cara mandi junub
2. Istinja
3. Sikat gigi
4. Makan
5. Bereskan, merapihkan kamar dan tempat tidur sendiri
6. Memisahkan tempat tidur nya
7. Mencuci peralatan makan sendiri
8. Diberikan setidaknya satu tugas RT
9. Menyimpan barang yang sudah dipakai ditempatnya
10. Adab berpakaian menutup aurat
11. Diberikan otonomi mengelola keuangan
12. Sudah mulai dibiasakan sholat
Kemudian 4hal yang perlu dilatih ketika anak sudah menuju baligh serta sudah baligh ( bisa dimulai dari usia 10-13tahunan ) :
Harusnya sudah menyadari batasan aurat/ikhtilat, malu untuk meminta, sudah mulai merasa malu jika tidak minta maaf, mengucapkan terima kasih/kata tolong
Beri kemandirian untuk mulai belajar transaksi billing ke Bank, sudah memahami bagaimana mengungkapkan ketidaksukaan, diskusi dan mendengar tanggapan/solusinya terhadap suatu peristiwa/persoalan sekitar.
Renang, memasak, berpetualang, mencuci baju, ketrampilan merawat dan kebersihan tubuh.
Adab sopan santun terhadap tetangga, teman orangtua, melatih anak merasakan kesulitan nya sendiri.
Jadi bagaimana melatih anak dekat dan mengatasi kesulitan nya, secara umum :
1. Pada dasarnya fitrah anak menyukai tantangan/kesulitan sejak kecil. Jadi biarkan anak bereksplorasi selama itu dalam batasan yang aman. Tidak mudah paranoid atau ketakutan gak jelas sebagai orangtua.
2. Lakukan 12kemandirian beserta 4tambahannya diatas terus menerus ( secara konsisten )pada anak, sehingga melekat menjadi sebuah kebiasaan baik/karakter dalam diri anak.
3. Ajarkan, dan contohkan sikap empati terhadap orang lain. Sampaikan prinsip istidzan : meminta izin terhadap suatu kebutuhan/keperluan terhadap orang lain.
4. Penanaman nilai-nilai agama, sosial dan budaya di kegiatan kumpul keluarga 18-21. Tentukan tema dan jadikan ajang diskusi yang menarik bersama anak-anak. Rasyakan bedanya, akan ada perbedaan anak yang diperhatikan dan yang tidak dengan serius oleh orangtuanya.
Karena sejak kecil pada kenyataan nya setiap anak memang akan memiliki banyak kemauan dalam belajar segala hal, berfikir dan bertindak. Sedangkan seringkali kemauan positif ini dikecilkan bahkan dinihilkan oleh orangtua.
Jadi jangan minta anak setelah dewasa memiliki daya tahan atau kemauan yang tinggi, kalau sejak kecil potensi tersebut sudah dihentikan oleh orangtuanya/orang terdekatnya.
Berapa lama ini dilakukan? Sepanjang anak masih berada dalam asuhan kita, didekat kita, dalam bimbingan kita, tugas kita mempengaruhi, melatih anak untuk menumbuhkan fitrah kebaikan nya. Karena menjadi seorang atlit saja perlu latihan, training bertahun-tahun untuk menjadi kompeten di bidangnya.
Karena itu sebagai orangtua harus mau bersabar melatih kemandirian anak agar hidupnya tidak mudah tergantung pada orang lain dimasa depan apalagi mudah menyerah serta menyalahkan keadaan.
Semoga menjadi bermanfaat.
Di post ulang dr Abah Ihsan Official