Semakin banyak orangtua yang kini menyadari bahwa parenting adalah pondasi utama dalam pembentukan karakter anak. Jika Anda menemukan kepribadian anak yang bermasalah saat ini, bisa jadi disebabkan oleh kesalahan parenting yang dilakukan orangtuanya saat masa kanak- kanak.
Bukan berarti kita menyalahkan orangtua yang telah membesarkan anak- anak dengan susah payah ya, Ayah Bunda. Tapi penting untuk kita mengetahui kesalahan parenting agar terhindar dari melakukan kesalahan yang sama. Jika kita terus melakukan kesalahan yang sama, hal ini bisa mengancam kesuksesan anak- anak di masa depan.
Lantas, apa saja yang menjadi kesalahan parenting yang biasa dilakukan orangtua? Berikut ulasan Indonesia Belajar Parenting yang dilansir dari Bussiness Insider :
1. Terlalu Memanjakan Anak
Banyak orangtua yang masa kecilnya menderita bertekad bahwa anaknya suatu hari nanti tak boleh menderita sama seperti dirinya apapun yang terjadi. Akhirnya, ia memberi anaknya segala fasilitas yang dibutuhkan dan membuat anaknya ketergantungan fasilitas.
Padahal, kesulitan dalam hidup akan membangun mental anak menjadi lebih kuat. Anak yang segala sesuatunya dibantu orangtua akan cenderung menjadi sosok yang kurang berusaha. Ia mudah menyalahkan orang lain bila apa yang diinginkan tidak terjadi sesuai kemauannya.
Saat ini banyak anak yang masih dibantu mempersiapkan segala keperluan saat akan berangkat sekolah sejak masih SD hingga SMA. Contoh lainnya adalah saat pergi berkemah Pramuka, banyak orangtua yang menjenguk anaknya setiap hari sambal membawakan makanan yang ia suka.
Padahal jelas kegiatan pramuk ini bertujuan melatih kemandirian anak. Tapi orangtua justru menggagalkan rencana sekolah untuk mendidik anak menjadi pribadi mandiri.
Mendidik anak kemandirian membantu merkea menyelesaikan konflik merkea. Jurnal Psikologi dari Universitas Virginia mengungkapkan bahwa orangtua yang memanjakan anak justru menyulitkan relasi anak dengan orang lain suatu hari nanti.
2. Sering Berteriak pada Anak
Teriakan bukanlah bentuk ketegasan orangtua terhadap anak. Justru sikap ini membuat mental anak meredup dan membuat rasa percaya diri mereka menjadi rendah. Mereka juga akan merasa tidak dicintai orangtuanya serta merasa depresi.
Anak yang sering diteriaki juga berpotensi mempunyai masalah kepribadian dan saat dewasa nanti cenderung melakukan tekanan verbal ke orang lain.
3. Helicopter Parenting
Sering mendengar istilah ini? Helicopter Parenting adalah istilah untuk orangtua yang overprotective alias terlalu mengatur semua sisi kehidupan anak. Mulai dari menentukan cara berpakaian anak, cita- cita, jurusan sekolah, kegiatan, les, teman bergaul dan banyak hal lainnya.
Dalam sebuah studi di tahun 2011, Universitas Tennessee di Chattanooga menyatakan bahwa parenting helicopter dapat membuat anak mudah depresi saat beranjak dewasa. Anak juga akan menjadi pribadi yang sulit menerima ide baru, tidak kreatif dan kurang bisa menyelesaikan masalah dengan baik.
4. Tidak Mendisiplinkan Waktu Tidur Anak
Orangtua yang anaknya tidak sukses di masa depan biasanya membiarkan anaknya tidur kapan saja yang dia inginkan. Mereka tidak menentukan jam berapa lampu di rumah harus dimatikan karena sudah saatnya tidur.
Padahal, tidur adalah salah satu kunci tumbuh kembang anak. Terlalu banyak tidur atau kurang tidur mempunyai pengaruh yang sama untuk perkembangan mental anak kelak dan juga kesehatan fisiknya.
5. Tidak Membatasi Anak Dalam Menonton TV
Waktu menonton tv kerap menjadi perdebatan para orangtua di negara modern, bahkan sebelum gadget banyak dimiliki orang.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh dokter anak menyatakan bahwa membiarkan anak usia 3 tahun ke bawah menonton televise dapat mempengaruhi kosa kata mereka. TV juga cenderung membuat anak melakukan bullying pada temannya saat masuk usia TK.
Televisi juga membuat fokus anak terganggu sehingga mereka kesulitan menyerap hal- hal baru. Anak kerap kesulitan membaca atau berkonsentrasi saat memecahkan masalah matematika.
Bagaimana dengan program televisi yang bersifat mendidik? Pada umumnya program televise tersebut hanya efektif untuk anak usia 2,5 tahun hingga 5 tahun.
6. Orangtua Terlalu Sering Sibuk dengan Gadget Saat Berada di Sekitar Anak
Orangtua yang terlalu sibuk dengan gadget saat berada di sekitar anak akan membuat anak merasa kurang dicintai oleh oragntuanya. Kenyataannya, orangtua kerap merasa ia punya tugas penting yang berhubungan dengan HP nya. Bagaimana jika saat orangtua menua, anak melakukan hal yang sama seperti yang Anda lakukan saat ini?
7. Terlalu Dingin pada anak
Banyak orangtua yang merasa seperti ada jarak dengan anaknya. Entah karena jarang mengobrol bersama, terlalu cuek atau sengaja membuat jarak agar dihormati oleh anak.
Padahal, anak yagn orangtuanya seperti ini akan rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan saat masuk usia dewasa. Ia akan menjadi sosok yang kurang mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orangtuanya.
Apakah ini akan membuat orangtua masa kini menyalahkan orangtua terdahulu karena tidak sukses? Tidak, bukan itu tujuan penulisan artikel ini. Yang perlu kita lakukan saat ini adalah belajar parenting lebih banyak lagi untuk kebahagiaan keluarga dan kesuksesan anak di masa depan.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk, Ayah Bunda!
Silahkan dibagikan ya agar semakin banyak Ayah Bunda yang membaca pesan ini